Kuliah

Pidato Bahasa Jepang se-Jawa Tengah 2015 : 楽しいかったゼー!

Reading Time: 4 minutes

Berpidato di depan umum tentu bukan sesuatu yang mudah, selain hafal dan memahami pidato yang dibawakan, juga harus siap mental supaya nantinya di waktu menyampaikan tidak lupa dan nge-blank apalagi di depan banyak audien dari berbagai kalangan dan saya percaya itu perlu persiapan dan usaha untuk menghafal agar bisa tampil percaya dan sempurna (paling tidak ini yang dipikirkan ketika semua persiapan sudah komplit). ditambah lagi kalau menggunakan bahasa Jepang, yang merupakan bahasa asing di Indonesia. Bagaimana, kedengarannya menarik bukan? Lalu pada kesempatan ini saya bermaksud menuliskan tentang acara tahunan Benron Taikai. Benron Taikai? belum pernah dengar istilah ini? bukan sejenis barongsai lho.. benron taikai  adalah lomba berpidato dalam bahasa Jepang yang merupakan bentuk kerja sama Prodi Pendidikan Bahasa Jepang dengan The Japan Foundation. Alhamdulillah kali ini tahun ke-5 Unnes menjadi tuan rumah tempat diselenggarakan  benron taikai tingkat universitas se-Jawa Tengah.

Benron taikai yang ke-5 ini diselenggarakan 9 Mei di Gedung C7 Universitas Negeri Semarang dikuti dari berbagai universitas dan lembaga kursus bahasa Jepang di Jawa Tengah, tapi kali ini saya tidak akan membahas jalannya benron taikai Jawa Tengah ini dari awal karena saya sendiri tidak mengikuti semua rentetan acara benron dari awal dimulainya acara. di acara kali ini saya bukan sebagai salah satu peserta benron dan bukan juga sebagai penonton peserta berpidato bahasa Jepang di sini. terus apa role play saya kali ini..?  Yap, kali ini saya ikut dalam panitia penyelenggara benron. menjadi panitia artinya mempunyai tanggung jawab dalam keberlangsungan dan kesuksesan acara. Selain dalam eksekusi acara, panitia juga harus jauh-jauh hari menyiapkan semua hal yang berhubungan dengan keberlangsungan acara hari H. Tak lupa juga setelah acara, panitia juga harus memberesi sisa-sisa dari kegiatan supaya tidak meninggalkan sisa-sisa (sampah) hehe.benron taikai

Dalam kerja sama antar panitia, masing-masing punya tugas yang berbeda. Ada yang bertugas sebagai pembawa acara, pengamanan acara, perlengkapan, dekorasi, konsumsi dan tugas-tugas lainnya, banyak dah. Orang yang memiliki banyak kemampuan mendapat tugas yang berat, sedangkan orang yang biasa-biasa saja akan mendapat tugas yang lebih ringan, semunya diberikan tugas yang adil dan rata sesuai kemampuan. Tidak jarang ada panitia yang protes karena pekerjaan yang diberikan terlalu berat ataupun terlalu mudah, saking mudahnya mungkin sampai merasa bosan. Terlepas dari kemampuan yang dimiliki tiap orangnya, yang perlu ditekankan dalam sebuah kepanitiaan adalah kerja sama.  Untuk membangun kerja sama diperlukan komunikasi yang bagus, selain itu punya kemampuan membaca sifat kepribadian kawan juga penting untuk membangun kerja sama. Apalagi dalam kerja kepanitiaan yang yang tidak ada bayaran (uang. Malahh kadang panitia yang dimintai uang hee), panitia harus mengenal mata uang berupa kata-kata tulus terima kasih, maaf, dan tolong. Sudah tidak terhitung berapa kali kata-kata itu menyelamatkan saya ketika dibantu orang lain dan merepotkan orang lain ataupun saat kecapean diminta tolong oleh teman.

Udah cerita panjang-panjang terus emang dapat tugas ngapain pas benron kemarin? Ketua panitia nya ye? Hehe bukan, saya jagain parkir alias jadi tukang parkir. Gitu doang?  Yang baca jangan kecewa dulu ya, ini juga pekerjaan penting kok. Meskipun kedengaran membosankan karena tidak bisa menyaksikan acara utama tapi enggak juga, selain ada teman yang menemani bisa diajak ngobrol kecil, lokasi parkiran di belakang Gedung C7 yang banyak ditanami pepohonan gede terasa benar- benar sejuk. Di parkiran bukan sekedar mengamankan kendaraan milik tamu dan pengunjung acara, karena lokasi parkir di belakang  gedung C7 lumayan jauh dari pintu masuk depan, banyak pengunjung yang kebingungan ruangan dilaksanakan benron, pengunjung juga kami arahkan masuk lewat pintu samping. Hal menarik ketika datang pengunjung orang Jepang yang sepertinya berdomisili di sekitar kota Semarang yang juga menyaksikan acara benron ini, karena ketika pertama kali menanyakan lokasi gedung kebanyakan menggukan bahasa Indonesia,  betul-betul sudah menyesuaikan dengan Indonesia ye. Tapi poin plusnya saya berkesempatan juga melatih berkomunikasi dengan bahasa Jepang dengan penutur aslinya juga ketika mengantarkan pengunjung benron ke ruang tunggu.

Souran bushitarian penyemangat Souran bushi
tarian Yosakoitarian Yosakoi, tarian penyemangat dari prefektur Kochi yang menggunakan alat Naruko

Sudah agak siang sekitar jam 11 saya berganti tugas jaga di dalam, kali ini saya juga bisa melihat penampilan peserta benron yang sedang menunjukkan kemampuannya berpidato di depan para juri. Alhamdulillah saya masih kebagian melihat penampilan 4 peserta terakhir dari total 15 peserta hehe, diantanya perwakilan dari Unnes yaitu Yuli, Kotoba No Chikara dan mas Alfa, Watashi No Ikigai. Di dalam ruangan benron ini atmosfer perlombaan begitu kental dan banyak penonton sampai tempat duduk hampir penuh. Setelah mas Alfa sebagai peserta terakhir selesai, dilanjutkan istirahat dan hiburan sambil menunggu hasil keputusan dari para juri. Pemenang benron diumumkan setelah istirahat dan hiburan selesai. Unnes harus puas dengan menggondol posisi juara 5 yaitu Yuli selamat yah 🙂 juara 4 adalah peserta dari Udinus dan posisi yang 2 tahun terakhir dipegang Unnes akhirnya sekarang UNDIP membawa juara 1, 2 dan 3. Kereeen!

Para Juri, Peserta dan pemenang benron taikaiPara Juri, Peserta dan pemenang benron taikai

Acara diakhiri dengan penyerahan hadiah dan foto bersama untuk mengenang perjuangan para peserta benron yang sudah melakukan usaha terbaiknya hari ini. Untuk panitia jangan lupa beres-beres ya setelah selesai acara, jangan langsung pulang. Makan siang dulu! haha, setelah beres-beres dan makan siang panitia melakukan evaluasi untuk perbaikan acara benron taikai tahun depan. Evaluasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui hal yang perlu diperbaiki sehingga panitia tahun depan bisa menyelenggarakan dan melayani lebih baik lagi :).

Evaluasi selesai, akhirnya bisa pulang. Acara hari ini benar-benar menguras tenaga tapi entah kenapa saya senang :D. Acara yang dihadiri praktisi-praktisi bahasa Jepang dari berbagai kalangan masyarakat ini saya rasa sangat bermanfaat apalagi dalam menumbuhkan semangat belajar bahasa Jepang. dari melihat penampilan 4 peserta terakhir saja, saya merasa tahun depan juga ikut sebagai peserta benron taikai. Sayangnya saya tidak bisa melihat penampilan peserta yang menjadi juara utama seperti apa, mungkin nanti saya hubungi bagian dokumentasi kalau ada rekamannya ckck.


Kepanitiaan 実行委員会 jikkouiinkai
Perlombaan 大会 taikai
Pemenang 勝者 shousha

ABOUT ME
Hanif
Kuli Bahasa, bahasa Jepang - bahasa Indonesia

Tinggalkan Balasan