Blog

BRT Semarang VS Osaka City Buses

Reading Time: 5 minutes

Kali ini saya mau membandingkan pengalaman naik Bus Rapid Transit atau BRT Semarang dengan naik bus kota Osaka, keduanya merupakan transportasi umum yang banyak digunakan oleh masyarakat sekitar, dan postingan ini bukan bermaksud menjelek-jelekan karena baik BRT maupun Osaka Bus punya keunggulannya masing-masing. Saya sendiri menjadi penikmat BRT dua bulan ini untuk rute Java Mall –> Unnes tiap minggunya, dikala bus sedang sepi kita bisa menikmati kesejukan di pagi hari dari AC Bus. Tarif untuk umum Rp 3500 sedangkan pelajar/mahasiswa hanya Rp 1000 di hari sekolah, Hanya dengan membayar sekali bisa membawa kita keliling Semarang semaumu!

brt vs oCB

Osaka City Buses sendiri merupakan transportasi umum di kota Osaka,  namun bukan merupakan transportasi utama, karena di Osaka sudah ada kereta JR dan kereta bawah tanah yang lebih praktis. Cara naiknya pun sama seperti BRT lewat halte ataupun bus stop yang sudah tersedia sehingga penumpang tidak bisa sembarangan naik dan turun. tarif untuk sekali perjalanan dipukul rata Dewasa 210円 anak-anak 110円 anak2 dibawah 5 tahun gratis. *1円 = kira-kira Rp 120-130 jadi perbedaan harganya cukup jauh dengan BRT dan lagi tidak ada transit, apabila sudah turun dari bus bermaksud ganti jalur maka akan dikenakan tarif baru lagi.

selain perbedaan harga yang amat mencolok diatas, ada beberapa perbedaan menarik yang akan saya bahas..

Cara Bayar
Ketika naik BRT kita menyerahkan uang ke petugas yang ada di dalam bus, atau apabila kita naik lewat shelter maka bayar dulu di shelternya dengan uang ataupun E-ticket, kabar baiknya bulan September lalu BRT Semarang mulai bekerjasama dengan Go-Jek sehingga kita bisa bayar dengan  saldo Go-Pay, dan promo yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung untuk transaksi dengan Go-Pay hanya Rp 9,- sahaja OMG! yang sehari berlaku 2 kali, promo ini berlaku sampai akhir bulan Oktober 2018 kemarin, dan sekarang promo yang masih berlaku adalah dikson 50 persen hingga akhir tahun 😀

Untuk Osaka bus sendiri menerapkan pembayaran dengan mesin yaitu kita harus memasukan uang pas ketika akan turun kalau kita memasukan uang berlebih maka tidak akan keluar kembaliannya, solusinya apabila tidak ada uang pas maka bisa menukarkan uang kita dengan mesin penukar uang 1000円 dan uang koin yang ada di dalam bus terlebih dahulu. Namun dibanding dengan cara konvensional lebih banyak penumpang yang bayar menggukan IC Card (integrated circuit card) seperti ICOCA、SUICA dan lainnya yang bisa juga digunakan untuk membayar kereta sampai bahkan belanja..

Cara Naik
Tunggu di bis stop, halte, atau shelter. Gampang kan?  bedanya kalau BRT kita naik dari pintu tengah, dan turun dari pintu tengah lagi, tapi ketika berhenti di bus stop yang tidak memiliki tangga maka kita turun atau naik dari puntu depan.. Sedangkan Osaka Bus kita naik dari tengah dan turun lewat pintu depan, dan tidak menggunakn halte bertangga, bahkan  ketika ada pengguna kursi roda pun bisa masuk beserta kursi rodanya.   

Tempat duduk
Selain kursi prioritas di BRT, diterapkan aturan baru untuk yang bagian depan tempat duduk laki-laki dan bagian belakang tempat duduk wanita, sedangkan Osaka bus tidak ada pembagian gender hanya saja tempat duduk yang diprioritaskan khusus untuk berkebutuhan khusus seperti ibu hamil dan lansia.

Cara Turun
Ketika ingin turun di pemberhentian selanjutnya Petugas BRT selalu menyebut nama haltenya dengan keras, misalnya “BNI Unnes!? KOSONG?” lalu kita bilang ke petugasnya “Kiri mbak, Turun mas, berenti kak”. Sedangkan untuk Osaka bus ketika ingin turun, kita menekan tumbol “とまります(berhenti)” yang tersedia disekitar tempat duduk dan tiang pegangan sampai tombolnya menyala maka selanjutnya bus akan berhenti dan kita bisa turun.

Tekan tombolnya sampai menyala dan bus akan berhenti di pemberhentian selanjutnya🚍

Waktu
Ini mungkin salah satu hal yang paling berbeda dari kedua transportasi diatas dimana waktu beroperasinya BRT mulai 05.30 hingga pukul 18.00 khusus untuk untuk perjlanan ke bandara tersedian layanan malam hingga pukul 24.00 (trip 8 kali tiap koridor) dan waktuya tidak tentu, tentunya karena banyak faktor salah satunya kemacetan semarang yang tidak menentu, dan solusi yang ditawarkan adalah dengan adanya aplikasi Semarang Smart Transportation City, yang bisa memantau kedatangan bus dari halte dengan menggunakan smartphone.

Sedangkan Osaka City Buses menggunakan jadwal yang tertempel di sekitar halte bus, biasanya bus datang tepat waktu sesuai dengan time table yang tertera, jam operasinya dari pukul 05.00 – pukul 22.00. Kalau pun bingung cara membaca time table-nya kita bisa mengetahui bus mana yang harus kita naiki dengan Google Map, yap hampir semua sistem transportasi di kota Osaka terintegrasi dengan google map serta masih banyak aplikasi lainnya sih. Kita bisa mengetahui kendaraan  apa yang harus kita pakai untuk sampai ke tujuan kita, kapan kendaraan akan sampai di stasiun atau halte dan berapa biaya yang akan kita keluarkan.

busMisalnya untuk pergi ke Kastil Osaka dari halte Matsumushi kita bisa menggunakan bus No 62 pada jam 06:04 dengan biaya 210円 dan kisaran waktu 38 menit

Selanjutnya untuk BRT Semarang sendiri integrasi dengan Googlemaps juga sudah tersedia hanya saja waktunya tidak sesuai dengan yang tertera di aplikasi tapi menurut saya masih bisa dijadikan sebagai perkiraan seberapa lama waktu perjalanan, selain itu letak dan nama halte/pemberhentian juga masi banyak yang belum sesuai entah yang benar yang disebutkan petugas BRT atau yang ada di google maps

bus semarangperjalanan Undip-Unnes kira-kira bisa ditembuh 1jam 30 menit belum termasuk kemacetan dan medan jalan yang sulit

Jadi bisa disimpulkan kalau BRT Semarang transportasi umum yang nyaman dan terjangkau, hanya saja jika dibandingan dengan bus di Jepang terutama Osaka City Buses tentu masih banyak layanan dan fasilitas yang perlu ditingkatkan dan terakhir mungkin yang agak mengganjal bahwa di dalam BRT Semarang ada panel dispay running text yang sering tidak difungsikan khususnya bus Koridor 6, padahal saya pikir sangat berfungsi untuk meyebarkan informasi misanya nama pemberhentian berikutnya, atau “mohon periksa kembali barang bawaan anda sebelum turun” atau “sekarang ada promo dari Go-pay loh cuma bayar 50% pakai Go-pay dari pada hanya tulisan tujuan akhir bus, karena di display depan bus juga sudah ada tulisannya gede.

20181005_140727LED Display text dalam bus yang sering tidak difungsikan, sayang sekali

Kira-kira seperti itulah perbandingan BRT Semarang dan Osaka City Buses, dan sekali lagi saya tidak bermasuk menjelekan suatu pihak, karena keduanya punya keunggulannya masing-masing, Jadi. . . . Yukk kita kemana naik bus? 😉

sumber:
http://transsemarang.semarangkota.go.id/
https://www.osakastation.com/osaka-city-buses/

 

ABOUT ME
Hanif
Kuli Bahasa, bahasa Jepang - bahasa Indonesia

POSTED COMMENT

  1. krisannisa berkata:

    terima kasih atas infonya. semoga suatu saat nanti kita punya public transportation yang nyaman, jadi banyak masyarakat bisa menikmati dan nantinya bisa mengurangi kemacetan

  2. sondang Saragih berkata:

    Cuma bisa baca.Dua2nya belum pernah😁

Tinggalkan Balasan ke sondang SaragihBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Side Quest Pojok Bahasa Jepang

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca