Kuliah

Eien No kizuna

Reading Time: 3 minutes

Antusiasme para pecinta Jejepangan (kalo boleh disebut) terlihat bergumul di depan panggung lapangan B-1 Fakultas Bahasa dan Seni seiring dengan malam yang semakin petang namun acara Nimats 2016 semakin “memanas” dan ramai, makannya kali ini saya akan membahas kegiatan tahunan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Unnes.

IMG_8232Suasana dari depan panggung

Kegiatan tahunan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang, salah satunya adalah Nihon Matsuri atau Festival Jejepangan hari itu berjalan lancar, kali ini mengusung tema “Akulturasi” budaya Indonesia dan Jepang dengan judul “Eien No Kizuna”. Menurut saya ini merupakan salah satu event budaya Jepang terbesar di kota Semarang. Acara Nimats ini dimulai sejak 16 April 2016, Lomba SMA berakhir 14 Mei 2016 lalu dengan Festival puncak.

Nihon Matsuri – Eien no Kizuna sendiri memiliki makna ‘Ikatan yang Abadi’. Ikatan antara umat manusia, diceritakan Jia (maskot Nimats kita) makhluk berwujud setengah merak yang lahir dari perasaan kasih sayang dan cinta yang ada di dunia, Jia berubah menjadi manusia biasa karena ulah Genji yang menebar kejahatan di dunia. Bertujuan mengembalikan keseimbangan dunia, Jia meminta bantuan ke dua orang pemuda, Dio pemuda asal Indonesia dan Ren pemuda asal Jepang. Bertiga mereka memulai petualangan untuk mencari cara mengembalikan kekuatan Jia dan mengalahkan Genji. Dengan mengalahkan Genji mereka berharap kedamaian dunia bisa kembali. Tema Akulturasi yang diusung kali ini mengenalkan budaya Jepang dan Budaya Indonesia.

Kalau diruntun acaranya dari 16 April lalu, pertama Lomba SMA yang diikuti dari berbagai SMA di Jawa Tengah, terdiri dari Kana Kontes, LCC, dan Odori. Kana Kontes itu lomba yang mengukur kemampuan siswa mengenai huruf atau aksara Jepang. LCC singkatan dari Lomba Cerdas Cermat, untuk LCC tiap sekolah yang ikut diwakili tim yang terdiri dari 3 orang, di sini pengetahuan umum siswa tentang Jepang benar-benar diuji. Terakhir yaitu Lomba Odori atau menari  tarian Jepang, dari peserta yang tampil banyak yang mengombinasikan tarian Jepang dengan Unsur Budaya Indonesia.

Satu bulan berikutnya masuk ke Festival yang diselenggarakan di Fakultas Bahasa dan Seni, di hari yang sama berbarengan juga dengan Benrontaikai atau Japanese Speech Contest. Benrontaikai merupakan ajang unjuk gigi kemampuan berpidato bahasa Jepang. Peserta berasal dari Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Bahasa Jepang di Jawa Tengah, di lomba ini masing-masing peserta mengeluarkan pendapat atau gagasannya tentang topik umum yang tidak biasa, dalam bahasa Jepang. sebagai tambahan perwakilan dari Unnes, Ita. Berhasil mencomot juara 1 maju ke kejuaraan nasional di Auditorium Kemenristekdikti Senayan, Jakarta 4 Juni 16 lalu dan tambahannya lagi juara 3 nasional berhasil digondol dengan luar biasa, bagaimanapun “saya ikut ketularan senang dan terlecut tetap optimis mengejar cita-cita” (kata-kata basi, tapi namanya juga usaha).

Sementara itu di Festival Nimats 2016 dipadati pengunjung yang mulai dibuka siang hari, diramaikan dengan Cover Song Contest, Fan Art, Cosplay, Cover Dance Contest, Band Contest, tidak lupa juga stan makanan Jepang dan Merchandise bertebaran dimana-mana. Festival Nimats 2016 berlanjut sampai malam hari dibuka dengan ジャワ楽器 alias Karawitan dengan lantunan tembang Jepang diiringi dengan instrumen Gending, di sinilah perpaduan Javanese-Japanese sangat kental terasa. Bwt lagu dibawakan oleh trio idol mahasiswa bahasa Jepang yang suaranya OKe punya, dari bawah tratag operator saya melihat penonton terpukau. Selarutnya hiburan dari Guest Star dan Drama Utama ‘Eien no Kizuna’ diselingi Hanabi yang bertebaran di angkasa. Sejujurnya saat hanabi membuat saya tegang, bedebar-debar menunggu pemercik api sampai ledakan mercon hanabi terakhir berharap tidak ada yang salah.

Belajar dari tragedi Hanabi tahun lalu kali ini tim PRO(fessional) Hanabi yang menghandle Hanabi sehingga resiko terjadi sesuatu yang tidak diinginkan minim, tim PRO ini memang keren! Akhir cerita, mercon hanabi sukses diledakan tanpa meledakan hal lain. Namun dari 3 tahun terakhir yang belum kesampaian di sini yaitu datang ke Festival ini sebagai pengunjung.

Sebagai salah satu penjaja dan bagian kecil dari NIMATS seperti saya, hanya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Senseigata, Pihak Sponsor,  Media Partner, Bintang tamu, pengunjung, peserta lomba yang sudah mendukung berjalannya NIMATS 2016 ini. Terakhir untuk seluruh panitia Nimats yang sudah bekerja keras tahun ini. Setelah menulis catatan ini saya tidak berharap muluk-muluk menyampaikan seberapa berartinya NIMATS ini, yang akan menentukan pada akhirnya pembaca atau pengunjung yang sudah hadir. Saya hanya ingin pembaca menjadi kenal, tahu dan berharap acara seperti ini nantinya bisa lebih baik.

ABOUT ME
Hanif
Kuli Bahasa, bahasa Jepang - bahasa Indonesia

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Side Quest Pojok Bahasa Jepang

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca